Salurkan Waqaf, Infaq dan Shadaqah/Sumbangan Anda untuk PEMBANGUNAN MASJID AD DA'WAH Jl.KH.Sirodj Salman RT.27 Samarinda melalui: BANK SYARIAH MANDIRI Rek. 7036237362

Rabu, 17 Desember 2008

PELAKSANAAN ERAU SARAT DENGAN NUANSA SYIRIK


BERITA KORAN SAPOS
Jumat, 12 Desember 2008
Judul : Sepasang Naga Ditempong Tawari
PESTA Erau sekaligus Festival Budaya Kutai Kartanegara (Kukar) 2008 digelar Minggu (14-21) Desember 2008 mendatang. Berbagai persiapan telah dilakukan. Para kerabat Keraton Kesultanan Kutai Kartatanegara Ing Martadipura pun melakukan berbagai ritual adat menjelang Erau. Salah satunya adalah memberi tempong tawar kepada sepasang Naga Erau di lantai dasar Kedaton Kukar, Rabu (10/12), kemarin.

Pemberian tempong tawar Naga itupun dilakukan oleh Dewa (ahli memang/mantra). Dewa membacakan mantra seolah berkomunikasi dengan sepasang Naga terebut lalu memercikkan air tempung tawar ke kepala dan tubuh naga terebut.

"Ini merupakan persiapan bahwa Erau akan dimulai," ujar seorang Kerabat Kedaton, Aji Khairudin yang bertugas mempersiapkan prosesi adat tersebut.

Tempong tawar naga ini seolah-olah untuk memberitahukan kepada Naga bahwa sebentar lagi Erau dimulai. Naga itu nanti akan di gunakan dan diulur. Naga itu akan dipindahkan dari tempat persemayamannya (Kedaton) ke Museum Mulawarman selepas diberi tempong tawar karena akan digunakan saat Erau nanti.

"Naga ini akan dipindahkan ke Museum Mulawarman. Lalu pada hari terakhir Erau akan diulur ke Kutai Lama yang diikuti acara Belimbur (saling siram) menandakan Erau berakhir," katanya. (hmp02)(sapos.co.id)

catatan penulis :
Dalam ajaran Islam, ritual seperti yang diberitakan di atas, jelas merupakan perbuatan yang bernuansa syirik, sebab terjadi sebuah pemujaan terhadap sesuatu selain Allah Subhanahu Wata'ala. Oleh karena itu kegiatan-kegiatan ritual yang ada dalam pelaksanaan Erau ini seyogyanyalah harusnya bebas dari unsur-unsur syirik. Sebab kalau hal tersebut tetap dilakukan, menurut penulis daerah Kutai Kartanegara ini tidak akan mendapat berkah dari Allah SWT, malah sebaliknya bisa mendatangkan murka dan bencana.

Untuk itu penulis hanya bisa menyampaikan dan berpesan kepada ulama-ulama yang ada di Kutai Kartanegara untuk bisa mengingatkan dan menasehati para pejabat keraton dan pemerintahan akan bahaya syirik ini demi keberkahan Kutai Kartanegara.

Tidak ada komentar: