Salurkan Waqaf, Infaq dan Shadaqah/Sumbangan Anda untuk PEMBANGUNAN MASJID AD DA'WAH Jl.KH.Sirodj Salman RT.27 Samarinda melalui: BANK SYARIAH MANDIRI Rek. 7036237362

Rabu, 13 Agustus 2014

PERNYATAAN SIKAP PIMPINAN PUSAT MUH.AMMADIYAH TENTANG ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA (ISIS)


PERNYATAAN SIKAP
PIMPINAN PUSAT MUH.AMMADIYAH
TENTANG ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA
BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM
Mencermati keberadaan dan perkembangan gerakan Islamic State ol lraq and Syria (lSlS) baik
di negara asalnya dan terutama di lndonesia, Pimpinan Pusat Muhammadiyah berpandangan
bahwa dilihat dari konteks kelahirannya, lSlS merupakan gerakan politik radikal yang lahir
sebagai reaksi atas situasi politik dalam negeri lrak dan Syria. lSlS bukanlah gerakan Islam,
tetapi gerakan politik yang mengatasnamakan lslam untuk merebut kekuasaan politik di lrak
dan Syiria. ISIS tidak ada hubungannya dengan persoalan politik di negara-negara lainnya,
termasuk di Indonesia. Cita-cita mendirikan Khilafah lslam di bawah kepemimpinan Abu Bakar
al-Baghdadi tidak memiliki akar teologis, ideologis dan historis yang kuat berdasarkan Al-Qur'an,
Sunnah yang sahih, dan pendapat para ulama yang otoritatif. Menurut pandapat Imam Syaf'i dan lbnu Khaldun, setelah Khulafaur Rasyidin tidak ada lagi kekhalifahan di dalam Islam.
Walaupun rnenggunakan istilah "khalifah", pemerintahan yang dibentuk setelah masa Khulafaur
Rasyidin pada hakikatnya adalah kerajaan atau kesultanan yang didirikan atas semangat
ashabiyah keluarga dan suku, Karenanya bagi umat Islam tidak ada keniscayaan untuk
mendirikan kekhalifahan lslam, lebih-lebih yang bersifat absolut, monolitik, dan menggunakan
cara-cara kekerasan.
Muhammadiyah sebagai gerakan dan organisasi lslam sejak awal kelahirannya aktif dalam
perjuangan kemerdekan dan berkiprah dalam mendirikan Negara Kesatuan Republik lndonesia
(NKRI) yang diproklamasikan 17 Agustus 1945. Muhammadlyah sesuai Matan Keyakinan dan Cita Hidup Muhammadiyah (MKCH) serta Kristalisasi ldeologi dan Khittah gerakannya
berpandangan bahwa. lndonesia sebagai Dar al-Salam, Dar al-Ahdi, Dar al-Syahadah, dan Dar
al-Hadlarah yang sejiwa dan tidak bertentangan dengan lslam. Muhammadiyah mendukung
sepenuhnya Negara Kesatuan Republik lndonesia (NKRI) yang berdasarkan atas Pancasila
dan Undang-qrdang Dasar 1945 untuk dibina dan dimakmurkan menjadi di Baldatun Thayyibatun
Wa Rabbun Ghafur, Yakni negeri yang maju, adil, rnakmur, bermartabat, dan berdaulat yang
diridlai Allah Yang Maha.Kuasa sebagaimana cita-cita kemerdekaan yang diletakkan oleh para
pendiri bangsa tahun 1945.
Berhubungan dengan pandangan tersebut, maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah
menyampaikan sikap sebagai berikut:
1. Menolak gerakan dan faham lslamic State of Iraq and Syria (lSlS) di lndonesia karena
bertentangan dengan prinsip dan nilai-nilai ajaran lslam. Cara-cara kekerasan yang
dipergunakan lSlS untuk mencapai tujuan sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang
mengajarkan perdamaian, kesantunan, dan keadaban, serta dapat membawa kemunduran
bagi masa depan peradaban.
2. Muhammadiyah juga menolak gerakan dan faham lSlS karena bertentangan dengan prinsip
idiologi yang terkandung dalam Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah
(MKCH), Khittah Muhammadiyah, Pedoman Hidup lslami Warga Muhammadiyah (PHIM).
Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua, dan gagasan Indonesia Berkemajuan.
3. Gerakan lSlS yang bertujuan mendirikan kekhalifahan dan menolak Pancasila sebagai
Dasar Negara jelas brtentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 dan ketentuan
hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah dan pemerintah
Daerah hendaknya menolak pendirian lSlS dan organisasi, perkumpulan dan yayasan yang
tidak sesuai dengan Undang-undang. Aparatur Keamanan dan penegak Hukum hendaknya
menindak tegas setiap perbuatan melanggar hukurn untuk menciptakan perdamaian dan
menjamin rasa aman bagi seluruh masyarakat lndonesia.
4. Warga Muhammadiyah pada khususnya dan umat lslam pada umumnya hendaknya tidak
terpengaruh oleh dan tidak memberi peluang bagi berkembangnya gagasan dan gerakan ISIS yang hanya akan memecah belah persatuan bangsa dan melemahkan ukhuwah lslamiah.
5. Pimpinan Persyarikatan dan Amal Usaha Muhammadiyah hendaknya mewaspadai setiap bentuk propaganda ISIS dengan melakukan usaha-usaha preventif melalui berbagai kegiatan pengkajian lslam yang luas dan mendalam sesuai faham Muhammadiyah, pembinaan dan peneguhan ideologi melalui Baitul Arqam, dan tetap berkhidmah mencurahkan lebih banyak energi untuk memajukan umat dan bangsa melaiui pendidtkan, pelayanan kesehatan, ekonomi, dan program-program kemanusiaan yang luhur.
.