Salurkan Waqaf, Infaq dan Shadaqah/Sumbangan Anda untuk PEMBANGUNAN MASJID AD DA'WAH Jl.KH.Sirodj Salman RT.27 Samarinda melalui: BANK SYARIAH MANDIRI Rek. 7036237362

Rabu, 15 Juli 2009

Jutaan Muslim Dibantai Bagaikan Buih Di Laut….


Rasulullah SAW pernah bersabda berkenan dengan keinginan kaum kafir untuk membinasakan kaum muslimin dan Islam, seperti yang dinyatakan dalam hadits Tsaubah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian seperti menyerbu makanan di atas piring. Berkata seseorang: Apakah karena sedikitnya kami waktu itu? Beliau bersabda: Bahkan kalian pada waktu itu banyak sekali, akan tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Alloh mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn. Seseorang bertanya: Wahai Rasulullah, apakah wahn itu? Beliau bersabda: Mencintai dunia dan takut mati”. (Riwayat Abu Dawud no. 4297. Ahmad V/278. Abu Na’im dalam Al-Hilyah)
Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa. Pertama, Kaum kafir bersatu untuk menjajah Islam, negeri-negerinya serta penduduknya. Kedua, Negeri-negeri muslimin adalah negeri-negeri sumber kebaikan dan barakah yang mengundang air liur kaum kafir untuk menjajahnya. Ketiga, kaum kafir mengambil potensi alam negeri muslimin tanpa rintangan dan halangan sedikit pun. Keempat, kaum kafir tidak lagi gentar terhadap kaum Muslimin karena rasa takut mereka kepada kaum Muslimin sudah dicabut Alloh dari dalam hati mereka. Padahal pada mulanya Alloh menjanjikan kepada kaum Muslimin dalam firman-Nya,
“Akan kami jangkitkan di dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Alloh, di mana Alloh belum pernah menurunkan satu alasan pun tentangnya”. (QS Ali Imran: 151)
Dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda artinya, “Aku diberi lima perkara yang belum pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelumku: Aku ditolong dengan rasa ketakutan dengan jarak satu bulan perjalanan; dan dijadikan bumi untukmu sebagai tempat sujud ; …. dan seterusnya”. (Riwayat Bukhari, lihat Fathul Bari I/436. Muslim dalam Nawawi V/3-4 dari Jabir bin Abdullah rodhiallohu ‘anhu)
Pada zaman Nabi dan kejayaan Islam kita bisa saksikan bagaimana 7.000 pasukan Muslim di bawah pimpinan Khalid bin Walid sanggup menahan 200 ribu tentara Romawi di perang Mu’tah. Kemudian 30 ribu pasukan yang dipimpin Rasulullah di kota Tabuk menggentarkan kerajaan Romawi sehingga mereka tidak berani berperang melawan Nabi. Bahkan tentara Thariq bin Ziad yang jumlahnya hanya 7.000 pasukan berhasil mengalahkan 100 ribu tentara kerajaan Spanyol dan menguasai Spanyol selama 7 abad.
Akan tetapi kekhususan tersebut dibatasi oleh sabda beliau SAW dalam hadits Tsauban yang lalu, yang menyatakan, “Allah akan mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian …”.
Sekarang yang terjadi sebaliknya. Tentara-tentara kafir membantai ummat Islam di mana-mana. AS membantai sekitar sejuta Muslim di Iraq dan Afghanistan. Israel membantai jutaan Muslim di Palestina selama puluhan tahun. India membantai Muslim di Kashmir. Cina membantai Muslim Uighur di Xin Jiang. Rusia membantai Muslim di Chechnya. Burma membantai Muslim Rohingya. Thailand membantai Muslim di Pattani, dan masih banyak lagi.
Hebatnya lagi, AS mendapat ribuan trilyun rupiah untuk membuat senjatanya dari hasil kekayaan alam negara-negara Islam seperti Indonesia. Menurut PENA, sekitar Rp 2.000 trilyun/tahun hasil SDA Indonesia dinikmati asing terutama AS. 6 dari 10 perusahaan terkaya versi Forbes 500 dengan total pendapatan Rp 17 ribu trilyun adalah perusahaan migas yang beroperasi di Indonesia.
Anehnya lagi, ada beberapa aktivis “Islam” yang turut membantu perusahaan-perusahaan AS sehingga leluasa merampas kekayaan alam Indonesia sehingga AS kaya raya sementara mayoritas rakyat Indonesia miskin. Mereka ridho mendapat Rp 10-20 milyar/tahun sementara ribuan trilyun rupiah mengalir ke musuh Islam yang membantai saudara-saudara Muslim kita di tempat lain. Harusnya kita berusaha agar uang Rp 2.000 trilyun lebih dari kekayaan alam Indonesia bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.
Mereka diam terhadap pencurian kekayaan alam Indonesia. Padahal seharusnya kita melawan kemungkaran itu dengan tangan, lisan, atau minimal dengan hati. Jika tidak, maka musibah akan menimpa negeri kita.
Maraknya perampokan, penculikan, korupsi, bunuh diri karena kemiskinan, dan sebagainya tak lepas dari faktor ekonomi karena kekayaan alam kita diambil asing sehingga mayoritas rakyat Indonesia hidup dalam kemiskinan.
Jika kita teliti sunnah Nabi Muhammad SAW, Nabi Muhammad tidak pernah membantu musuh-musuh Islam dengan menyumbangkan kekayaan/pasar ummat Islam kepada orang-orang kafir seperti kaum kafir Mekkah, Romawi, Persia, dan sebagainya. Padahal zaman Nabi ada sumur air, perkebunan kurma, dan sebagainya. Ayat di bawah larangan kaum musyrik masuk ke Mekkah sehingga tidak bisa menguasai perekonomian Mekkah:
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” [At Taubah:28]
Sebaliknya, Nabi Muhammad SAW justru memblokade dan menyerang setiap khafilah dagang kaum kafir Mekkah yang hendak menuju ke Syam sehingga mereka akhirnya secara ekonomi lemah dan tak mampu membiayai pasukan perang mereka.
Jabir bin Abdullah ra., ia berkata: Rasulullah saw. mengutus kami dan mengangkat Abu Ubaidah ra. sebagai pemimpin untuk mencegat kafilah dagang Quraisy... (Shahih Muslim No.3576)
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela...” [Al Maa-idah:54]
Dari hadits dan ayat Al Qur’an di atas, jelaslah bahwa untuk mengalahkan musuh-musuh Islam yang terbukti membantai ummat Islam di Iraq, Afghanistan, dan sebagainya serta berusaha kuat menghalangi penegakkan ajaran Islam, ummat Islam juga harus menyerang mereka dengan berbagai cara termasuk lewat ekonomi.
Tidak bisa kita berdemo di depan Kedubes AS, tapi pada saat yang sama kita membantu AS untuk mendapatkan ribuan trilyun rupiah dari kekayaan alam Indonesia sehingga AS akhirnya bisa membuat ribuan tank dan pesawat tempur tiap tahun untuk menyerang Islam.
Perang Iraq yang berjalan lebih dari 8 tahun menelan biaya US$ 694 milyar (Rp 7.000 Trilyun). Tapi karena anggaran perang AS US$ 655 milyar/tahun, maka AS bukan hanya mampu membiayai perang di Iraq, bahkan juga di Afghanistan.
Seandainya AS tidak dapat sumbangan uang dari hasil kekayaan negara Islam, sehingga anggaran militernya seperti Indonesia yang cuma Rp 36 trilyun/tahun, niscaya AS tidak akan mampu menyerang negara-negara Islam.
Di dalam hukum, jika ada seorang pembunuh yang membunuh orang dengan senjata api, maka orang yang memberi uang untuk membeli senjata api itu sama salahnya dengan si pembunuh. Jangankan menyumbang pembunuh, menerima/menadah hasil kejahatan saja adalah tindak kriminal.
Dalam Islam, harta yang berasal dari pencurian itu haram dan meski disedekahkan tetap berdosa. Bahkan Nabi berkata bahwa orang yang makan dari sumber yang haram doanya tidak akan diterima dan di akhirat makanannya akan jadi batubara dari api neraka.
“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” [Al Mumtahanah:9]
Bagaimana mungkin sebagian ummat Islam termasuk aktivis Islam hanya karena mendapat sedikit uang receh kemudian membantu musuh Allah yang telah membantai jutaan ummat Islam dan membuat jutaan Muslim lainnya terusir dari negerinya?
Sebagai Muslim, kita harus melakukan amar ma’ruf nahi mungkar. Kita tidak bisa berbuat baik hanya untuk diri kita sendiri. Tapi kita juga harus menyuruh orang lain berbuat kebaikan dan menolak kemungkaran.
Sebagai contoh jika kita di kapal, tidak cukup kita berbuat baik untuk diri kita. Jika ada orang lain berbuat mungkar, misalnya membolongi kapal, jika kita tidak mencegah kemungkarannya, kita semua akan tenggelam.
Hendaklah kamu beramar ma'ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo'a dan tidak dikabulkan (do'a mereka). (HR. Abu Zar)
Wahai segenap manusia, menyerulah kepada yang ma'ruf dan cegahlah dari yang mungkar sebelum kamu berdo'a kepada Allah dan tidak dikabulkan serta sebelum kamu memohon ampunan dan tidak diampuni. Amar ma'ruf tidak mendekatkan ajal. Sesungguhnya para robi Yahudi dan rahib Nasrani ketika mereka meninggalkan amar ma'ruf dan nahi mungkar, dilaknat oleh Allah melalui ucapan nabi-nabi mereka. Mereka juga ditimpa bencana dan malapetaka. (HR. Ath-Thabrani)
Barangsiapa melihat suatu kemungkaran hendalah ia merobah dengan tangannya. Apabila tidak mampu, hendaklah dengan lidahnya (ucapan), dan apabila tidak mampu juga hendaklah dengan hatinya dan itulah keimanan yang paling lemah. (HR. Muslim)
Oleh karena itu kita semua harus melawan kemungkaran semampu kita seperti pencurian kekayaan alam Indonesia serta sistem ekonomi Neoliberalisme yang merupakan alat konglomerat Yahudi untuk menguasai dunia.
Jika iman anda tidak lemah, sebarluaskan informasi ini ke teman-teman dan saudara anda sebagai bentuk amar ma’ruf dan nahi munkar.
http://kabarislam.wordpress.com

Referensi:
“Qaulul Mubin fi Jama’atil Muslimin” karangan Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali, Penerbit Maktab Islamy Riyadh tanpa tahun, dan dimuat di majalah As-Sunnah edisi 07/1/1414-1993 hal. 8-13, diambil dari situs www.assunnah.or.id]

13 Orang Afghanistan Tewas Setiap Hari Karena Serangan AS
Kematian bukan sesuatu yang aneh dan mahal di Afghanistan. Di negara itu, rakyat sipil Afghanistan yang beragama Islam betapa mudahnya menjadi sasaran tembak.
Perempuan, laki-laki tua, dan anak-anak, tidak pandang bulu. Jika terlihat berkerumun, dan terlihat oleh pesawat jet tempur AS di udara, maka dipastikan akan segera dibombardir. Dalih AS selalu sama: memburu para pemberontak Taliban, dan itulah yang dijadikan argumen mereka kepada dunia internasional.
Selama lima bulan belakangan ini, presiden AS Barack Obama tengah melancarkan kampanye “perang sehat” di Afghanistan. Tim yang mendukung Obama sebagian besar adalah mereka yang bekerja di bahwa rejim George W. Bush.
Sebuah data yang mengiriskan datang dari The Afghan Independent Human Rights Commission (AIHRC). Selama tahun 2008 kemarin, tidak kurang dari 5000 rakyat Afghanistan tewas karena serangan pasukan AS. Jika dirata-ratakan, maka satu bulannya tercatat sebanyak 416 orang tewas, dan satu harinya 13 orang rakyat sipil Afghanistan harus dikubur.
Pada tahun 2001, AS mengahabisi sekitar 32.000 orang Afghanistan (Project on Defense Alternatives), sedangkan pada tahun 2002 mencapai 20.000( The Guardian), tahun 2003 korban meninggal 23.600 (University of New Hampshire), tahun 2005 mencapai 408 saja, tahun 2005 "hanya" sebesar 4000 orang (AP), tahun 2007 mencapai 1633 (Human Right Watch), dan 2008 mencapai 5000 orang.
Jika dijumlahkan total rakyat sipil Afghanistan yang meninggal karena operasi militer AS selama delapan tahun belakangan ini adalah 87. 141 orang. Data-data ini yang berhasil direkam oleh beberapa media dan institusi dan tingkat keakuratannya mungkin tidaklah cukup tepat.
Baca selengkapnya di:
http://www.eramuslim.com/berita/dunia/13-orang-afghanistan-tewas-setiap-hari-karena-serangan-as.htm

Anggaran AS untuk Perang Iraq Lampaui Perang Vietnam

Departemen Pertahanan AS (Pentagon), sebagaimana dilaporkan situs Antiwar mengutip data statistik Pentagon, jika Kongres meratifikasi bujet terbaru keuangan perang Iraq, maka perang ini menelan biaya sebesar 694 milyar dolar AS, bujet terbesar kedua dalam sejarah AS pasca perang dunia kedua.

Berdasarkan laporan ini, jika Kongres meratifikasi bujet yang diusulkan Obama, maka anggaran perang akan bertambah 87 milyar dolar. Dengan demikian, berdasarkan laporan kantor penelitian dan riset Kongres yang disempurnakan tahun lalu, anggaran perang Iraq sebesar 694 milyar dolar akan menjadi tanggungan para pembayar pajak AS. Padahal anggaran perang Vietnam sebesar 686 milyar dolar AS dan bujet perang dunia kedua sebesar 4,1 triliun dolar AS.

Berdasarkan laporan ini, pada tahun 2008, AS mengeluarkan 34 milyar dolar AS untuk membiayai perang Afghanistan. Terkait hal ini, pemerintah Obama berupaya untuk mengirimkan pasukan bantuan ke Afghanistan dan mengeluarkan 47 milyar dolar AS. (hidayatullah.com)
(http://hizbut-tahrir.or.id/2009/04/15/anggaran-as-untuk-perang-iraq-lampaui-perang-vietnam/)
(http://kabarislam.wordpress.com/)

Tidak ada komentar: