Salurkan Waqaf, Infaq dan Shadaqah/Sumbangan Anda untuk PEMBANGUNAN MASJID AD DA'WAH Jl.KH.Sirodj Salman RT.27 Samarinda melalui: BANK SYARIAH MANDIRI Rek. 7036237362

Sabtu, 31 Mei 2008

PEMURNIAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH


Amal usaha adalah sebuah istilah khas Muhammadiyah. Ia merupakan sebuah bentuk aktivitas, yang merupakan penjabaran dari USAHA atau POLA TUGAS Muhammadiyah sebagaimana dirumuskan dalam pasal 3 Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah.
Aktivitas dalam Muhammadiyah dapat dibedakan menjadi : aktivitas pimpinan, aktivitas pelayanan dan aktivitas operasional, sedangkan amal usaha adalah aktivitas operasional. Sebenarnya secara teoritis, ketiga aktivitas tersebut dapat saja disebut sebagai amal usaha, kalau kita sependapat bahwa amal usaha itu adalah sebuah bentuk aktivitas yang merupakan penjabaran dari usaha atau pola tugas Muhammadiyah. Namun dalam prakteknya, baik aktivitas pimpinan maupun aktivitas pelayanan, tidak lazim diistilahkan dengan amal usaha. Sebagai contoh, kita tidak lazim menyebut amal usaha untuk aktivitas yang dilakukan dalam rangka planning, organizing, actuating dan controlling misalnya. Demikian pula, kita juga tidak terbiasa menyebut amal usaha untuk aktivitas dalam rangka penyiapan personil, penyediaan dana, penyediaan perbekalan dan sebagainya. Adapun aktivitas operasional dan hasilnya, yang meliputi antara lain bidang: penyiaran Islam (tabligh), pendidikan, baik tingkat dasar dan menengah maupun tingkat tinggi, bidang pembinaan ekonomi dan sebagainya, inilah yang lazim disebut amal usaha. Sebagai contoh, SD Muhammadiyah 4 atau Ponpes Istiqomah Samarinda, yang merupakan hasil proses aktivitas di bidang pendidikan adalah merupakan sebuah amal usaha, atau RSIA Aisyiyah Samarinda, sebagai hasil proses aktivitas di bidang pelayanan kesehatan adalah sebuah amal usaha, demikian seterusnya.
Sebagai penjabaran dari usaha atau pola tugas Muhammadiyah, jelas bahwa amal usaha adalah merupakan salah satu bentuk pelaksanaan dakwah dan amar makruf nahi munkar. Sebab sebagaimana telah kita pahami, bahwa usaha atau pola tugas yang dirumuskan dalam ART Muhammadiyah pasal 3 tersebut pada hakekatnya adalah merupakan operasionalisasi dari misi Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam, Dakwah dan Amar Makruf Nahi Munkar. Sebagai manifestasi dari misi Muhammadiyah, amal usaha yang diselenggarakan dalam berbagai bidang kehidupan, dengan berbagai bentuk kegiatan itu harus mencerminkan dan memiliki wajah dakwah. Ini berarti bahwa amal usaha dalam bidang apapun harus memiliki ciri-ciri:
1. Dapat mempersubur tumbuh kembangnya keyakinan tauhid yang murni
2. Merupakan realisasi dari ajaran Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan As Sunnah
3. Menjadi sarana dakwah dan amar makruf nahi munkar
4. Menggunakan akal pikiran yang cerdas
5. Memiliki kualitas dan keunggulan yang dihandalkan
Kalau kita cermati, bagaimana sebuah amal usaha dikelola, kita menjumpai masih adanya sebagian pimpinan dan pengelola amal usaha, yang kurang memperhatikan dan memahami prinsip-prinsip di atas. Kita masih melihat adanya pengelolaan amal usaha yang nuansa bisnisnya lebih kental ketimbang nuansa dakwahnya. Bahwa setiap penyelenggaraan amal usaha di bidang apapun pasti memerlukan biaya, ini bisa dipahami. Demikian pula, kebijakan menjadikan pelanggan yang menerima dan menikmati jasa dan produk dari amal usaha ini sebagai salah satu sumber dana, ini juga dapat dipahami. Yang tidak dapat dipahami adalah kalau amal usaha itu semata-mata dijadikan sebagai lahan dan sumber dana dengan mengabaikan prinsip-prinsip dakwah dan qaidah persyarikatan, sehingga terkesan adanya komersialisasi amal usaha. Kalau ini sampai terjadi, tentunya perlu dipertanyakan, apakah amal usaha tersebut masih pantas disebut sebagai amal usaha Muhammadiyah.
Satu contoh lagi, bagaimana pengelolaan sebuah amal usaha yang kurang memperhatikan prinsip-prinsip yang seharusnya ditegakkan di lingkungan amal usaha Muhammadiyah. Kita masih melihat adanya amal usaha Muhamamdiyah, yang di dalamnya tidak terkesan bahwa amal usaha itu adalah milik dari sebuah Gerakan Islam, Dakwah dan Amar Makruf Nahi Munkar. Memperhatikan sikap para pengelolanya kita mendapatkan kesan bahwa sikap yang diperlihatkan, bukanlah sikap Islami yang penuh kerahmatan dan kedamaian. Hubungan sesama mereka justru diliputi suasana saling curiga dan diwarnai iklim persaingan yang tidak sehat, akibat berebut pengaruh dan kedudukan. Demikian pula dengan hubungan dengan persyarikatan, terkesan tidak taat dan terpaksa, karena memakai nama Muhammadiyah.
Pengelolaan amal usaha sebagaimana dilukiskan di atas, meski terkesan agak ekstrim, jelas tidak dilandaskan pada nilai-nilai Islam, yang untuk tegaknya nilai-nilai tersebut menjelang satu abad Muhammadiyah telah berjuang dengan sungguh-sungguh. Amal usaha yang dikelola dengan cara-cara seperti itu, betapapun hebat dan megahnya, ia tidak berarti apa-apa buat Muhammadiyah. Sebab bagaikan tubuh, ia telah kehilangan ruhnya.
Atas dasar ini, maka upaya pemurnian amal usaha dengan istilah memuhamadiyahkan amal usaha, merupakan sebuah tuntutan yang tidak dapat ditunda-tunda. Seluruh amal usaha dalam bidang apapun, harus segera dikembalikan ruhnya, sesuai motivasi dan niat awal yang melatarbelakangi mengapa dan untuk apa selama ini Muhammadiyah menyelenggarakan amal usaha.(ay1)

PENGERTIAN TENTANG DAKWAH


Dakwah pada pokoknya berarti ajakan atau panggilan yang diarahkan pada masyarakat luas untuk menerima kebaikan dan meninggalkan keburukan. Dakwah merupakan usaha untuk menciptakan situasi yang lebih baik sesuai dengan ajaran Islam di semua bidang kehidupan. Dipandang dari kacamata dakwah, kehidupan manusia merupakan suatu kebulatan. Sekalipun kehidupan dapat dibedakan menjadi beberapa segi, tetapi dalam kenyataan kehidupan itu tidak dapat dipisah-pisahkan.
Secarta teori kita bisa membedakan antara kehidupan-kehidupan berpolitik, ekonomi, budaya, sosial, hukum dan lain sebagainya, tetapi secara realitas kehidupan-kehidupan tersebut menyatu bulat menjadi suatu keutuhan. Oleh karena itu kita jangan sampai terjebak dalam sebuah pemikiran seolah-olah berbagai kehidupan itu terpisah satu sama lain.
Para Rasul dan Nabi adalah tokoh-tokoh dakwah yang paling terkemuka dalam sejarah umat manusia. Mereka adalah pendakwah-pendakwah yang sempurna. Dibandingkakan dengan para Rasul dan Nabi itu, kita memang bukan apa-apa. Akan tetapi kita boleh sedikit berbangga bahwa pada hakikatnya kita telah berusaha memilih jalan untuk bergabung dengan para Rasul dan Nabi, sehingga dapat dikatakan, Insya Allah kita semua termasuk rombongan para kekasih Allah.
Kita bukan pengikut Karl Marx atau Vladimir Lenin. Kita juga tidak akan pernah mengikuti paham-paham hidup yang menyesatkan, apakah itu sekularisme, sosialisme, materialisme, liberalisme, hedoneisme, dan lain sebagainya. Akan tetapi kita mengikuti Rasul yang kita cintai Nabi Muhammad SAW. Konsekwensi dari pilihan kita itu adalah bahwa kita harus senantiasa berusaha mengikuti jejak langkah Rasulullah SAW, termasuk jejak langkah beliau dalam menggerakan dakwah, amar makruf nahi munkar.
Dalam Islam dikenal istilah dakwah dan tabligh. Secara kebahasaan kata dakwah berarti panggilan, seruan atau ajakan, sedangkan kata tabligh berarti penyampaian materi. Keduanya memiliki pengertian yang hampir sama. Jika dakwah berarti mengajak seseorang atau sekelompok orang untuk memeluk agama Islam, maka tabligh berarti menyampaikan ajaran Islam kepada seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan agar orang atau kelompok itu bersedia memeluk agama Islam demi kebaikan mereka di dunia dan keselamatan di akhirat kelak. Pelaku dakwah disebut da’i sedangkan pelaku tabligh disebut muballigh. Tabligh adalah bagian dari dakwah, tetapi dakwah tidak hanya dilakukan dengan tabligh.
Dalam pengertian yang luas dakwah adalah upaya untuk mengajak seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) agar memeluk dan mengamalkan ajaran Islam atau untuk mewujudkan ajaran Islam ke dalam kehidupan yang nyata. Dakwah dalam konteks ini dapat bermakna pembangunan kualitas sumber daya manusia, pengentasan kemiskinan, memerangi kebodohan dan keterbelakan serta pembebasan. Dakwah juga bisa berarti penyebarluasan rahmat Allah, sebagaimana telah ditegaskan dalam Islam dengan istilah rahmatan lil alamin. Dengan pembebasan, pembangunan dan penyebarluasan ajaran Islam, berarti dakwah merupakan proses untuk mengubah kehidupan manusia atau masyarakat dari kehidupan yang tidak Islami menjadi suatu kehidupan yang Islami. Atas dasar ini, esensi dakwah dalam Islam adalah mengajak kepada kebaikan, yad’uuna ilalkhair, memerintahkan kepada yang makruf, ya’muruuna bil ma’ruf dan melarang dari yang munkar, yanhauna anilmunkar, dalam pengertian yang seluas-luasnya. QS.Ali Imran(3):110,
kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Dakwah di zaman Nabi Muhammad SAW melalui tiga bentuk, yaitu lisan, tulisan dan perbuatan. Dakwah melalui lisan pertama kali dilakukan nabi kepada istrinya, keluarganya, dan teman-teman karibnya. Dakwah melalui tulisan dilakukan nabi dengan cara mengirim surat yang berisi seruan, ajakan atau panggilan untuk menganut agama Islam kepada raja-araja dan kepala-kepala pemerintahan dari negara-negara di sekitar Jazirah Arab. Sedangkan dakwah melalui perbuatan nyata adalah dengan merintis dan mempraktekan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga bentuk dakwah di atas dapat dilakukan oleh setiap orang Islam sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-masing dalam segala kegiatan hidup dan kehidupannya.
Dimensi yang tercakup dalam dakwah meliputi :
1. Dimensi Kerisalahan
QS.Al Maidah(5):67
Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia[430]. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.[430] Maksudnya: tak seorangpun yang dapat membunuh Nabi Muhammad s.a.w.

QS.Ali Imran(3):104
dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.
[217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
2. Dimensi Kerahmatan
QS.Al Anbiya(21):107

dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

3. Dimensi Kesejarahan
QS.Al Hasyr(59):18
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dimensi kerisalahan dipahami sebagai upaya meneruskan tugas Rasulullah untuk menyeru agar manusia lebih mengetahui, memahami, menghayati(mengimani) dan mengamalkan Islam sebagai pandangan hidup. Sedang dimensi kerahmatan bermakna untuk mengaktualkan Islam sebagai rahmat (jalan hidup yang menggembirakan, memudahkan, dan menyejahterakan) bagi umat manusia. Adapun dimensi kesejarahan mengandung upaya mengaktualkan peran kesejarahan manusia beriman dalam memahami dan mengambil pelajaran masa lalu untuk kepentingan mempersiapkan masa depan yang gemilang.
Sedangkan metode dakwah secara umum dan menjadi acuan, merujuk pada firman Allah SWT dalam al Qur’an, yaitu metode hikmah, maw’idhah hasanah dan mujadalah billati hiya ahsan QS.an Nahl(16):125:

serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
[845] Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

Dakwah dengan hikmah berarti penyampaian dakwah dengan terlebih dahulu mengetahui tujuannya dan mengenal secara benar serta mendalam orang atau masyarakat yang menjadi sasarannya. Dalam kaitan ini, sasaran dakwah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu umat ijabah dan umat dakwah. Umat iajabah adalah individu dan masyarakat yang telah masuk Islam, sedangkan umat dakwah adalah individu dan masyarakat yang belum masuk Islam. Metode dakwah kedua adalah metode mau’idhah hasanah. Metode ini mengandung arti memberi kepuasan kepada jiwa orang atau masyarakat yang menjadi sasaran dakwah Islam itu dengan cara-cara yang baik, seperti dengan memberi nasihat, dan contoh teladan yang baik. Metode dakwah jenis kedua ini terkait dengan sifat dakwah yang memudahkan (taysir), menyenangkan dan menggembirakan (tabsyir). Sementara ini, metode dakwah yang ketiga adalah metode mujadalah bil lati hiya ahsan. Metode ini diartikan bertukar pikiran dengan cara-cara terbaik yang dapat dilakukan, sesuai dengan kondisi orang-orang dan masyarakat sasaran.
Metode apapun dalam berdakwah, yang pasti dakwah harus dijadikan sebagai alat untuk melakukan perubahan individu atau masyarakat, dari kehidupan yang belum Islami menjadi kehidupan yang Islami. Dalam konteks ini, dakwah yang dilakukan seorang da’i atau muballigh harus bersifat korektif, panduan dan integratif. Dakwah bersifat korektif, karena dakwah selalu mengoreksi kecenderungan perkembangan masyarakat yang makin menjauh atau bahkan bertentangan dengan tatanan Islam, baik yang menyangkut tata nilai maupun tata kehidupan. Dakwah bersifat panduan, karena dakwah itu berarti membimbing atau memandu gerak masyarakat Islami. Sementara dakwah bersifat integratif, karena dakwah berfungsi sebagai suatu pendorong perkembangan masyarakat.(ay1)

Jumat, 30 Mei 2008

Din : Dakwah Islam Itu Merangkul Bukan Memukul


Arif Nur Kholis
Rabu, 28 Mei 2008
Sarajevo-Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof.Dr.Din Syamsuddin mengatakan bahwa watak dari dakwah Islamiyah adalah mengajak bukan mendepak, dan merangkul bukan memukul. Din menerangkan bahwa pernyatan Demikian seperti dikatakannya pada pertemuan Dewan Dakwah Islamiyah Sedunia (World Islamic Call Society atau WICS) yang berlangsung di Sarajevo, Bosnia 27 sampai 29 Mei 2008. Pertemuan dihadiri 60 anggota Majelis Tinggi WICS.

Melalui pesan singkat yang diterima muhammadiyah.or.id malam tadi (27/05/2008) Din Syamsuddin, wakil Indonesia di Majelis Tinggi tersebut, lebih lanjut mengatakan, banyak ayat al-Qur'an dan al-Hadits yang menekankan pentingnya mengajak manusia ke jalan Allah dengan penuh kebijaksanaan. Ajaran ini yang menjadi faktor penentu keberhasilan dakwah Nabi Muhammad baik di Mekkah maupun Madinah dahulu kala, dan dakwah para wali songo di Indonesia.

Ajaran ini, menurut Din, dewasa ini kurang diterapkan umat Islam di dunia, sehingga dakwah Islam cenderung ekslusif (mengeluarkan) bukan inklusif(memasukan). Sebagai akibatnya, jangankan yang masih jauh mau masuk Islam, yang sudah dekat pun bisa menjauh.Oleh karena itu, Din Syamsuddin yang juga Presiden Asian Conference on Religions for Peace (ACRP), memandang perlunya reorientasi strategi dakwah ke arah merebut simpati daripada menebar antipati. Adanya kekerasan yang dilakukan sebagian umat Islam, antipati tersebut berkembang menjadi Islamofobia atau kebencian terhadap Islam, sebagaimana yang melanda dunia dewasa ini. “Keadaan demikian tidak menguntungkan umat Islam sendiri, ujarnya. Dalam konteks Indonesia, lanjut Din, kecenderungan seperti itu terjadi, namun bukan arus utama. Masih sangat banyak ulama dan da'i yang berorientasi dakwah bilhikmah, yaitu mereka yang terus berdakwah dengan penuh kebijaksanaan dan tanpa berputus asa terhadap tantangan yang ada.

Pamitan Kepada Wapres dan Muktamirin

Siang harinya, Din sempat berpamitan kepada Muktamirin atas ketidakhadirannya dalam Pembukaan Muktamar IMM ke XIII di Bandar Lampung melalui pesan singkat yang dibacakan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Rosyad Sholeh. Dalam pesan tersebut Din juga meminta ma’af kepa Wapres Jusuf Kalla yang membuka acara tersebut. Din menyatakan akan menhadiri penutupan Mukatamar tanggal 31 Mei nanti sepulangnya dari Sarajevo. (arif)(www.muhammadiyah.or.id)

Rabu, 28 Mei 2008

Polisi Belanda Minta Anggotanya Baca Terjemahan Al-Quran dan Buku Biografi Rasulullah



Kepolisian Belanda mendorong para anggotanya untuk membaca terjemahan al-Quran dan biografi Nabi Muhammad Saw untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang Islam. Para pimpinan di kepolisian bahkan menyatakan akan mengganti uang para staffnya-setengah dari harga buku-yang digunakan untuk membeli terjemahan al-Quran dan buku biografi tersebut

Juru bicara kepolisian Belanda Ebe van der Land mengatakan, "Dua buku ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik serta tambahan pengetahuan tentang al-Quran dan kehidupan Nabi Muhammad Saw."

Seruan kepolisian Belanda ini terkait dengan diterbitkannya terjemahan al-Quran dan buku biografi Rasululllah berjudul "The Message" di Belanda, karya penulis asal Iran Hossein Sadjadi Ghaemmaghami yang menggunakan nama pena Kader Abdolah.

Terjeman al-Quran dan buku biografi Rasulullah itu diterbitkan pada bulan April kemarin, dan mendapat sambutan positif dari masyarakat Belanda. Penyusun terjemahan al-Quran dan penulis buku "The Message", Kader Abdolah tinggal di Belanda sejak tahun 1988 atas undangan PBB dan statusnya ketika itu adalah pengungsian politik.

Sejak masih menjadi mahasiswa jurusan fisika di perguruan tinggi Arak di Teheran, Abdolah dikenal aktif dalam gerakan bawah tanah sayak kiri yang menentang rejim Shah Iran. Namun ketika Shah Iran terguling, Abdolah juga menentang pemerintahan Khomeini.

Abdolah meninggalkan Iran pada tahun 1985 dan ia menggunakan Kader Abdolah sebagai nama penanya sebagai penghormatan terhadap sahabat-sahabatnya yang menjadi korban rejim di Iran. Sejauh ini, ia sudah menulis tiga novel, dua di antaranya berkisah tentang kehidupan di bawah rejim Khomeini. Selain novel, Abdolah juga menerbitkan kumpulan cerita pendeknya dan berbagai tulisan non-fiksi.

Sejak tinggal di Belanda, Abdolah dengan cepat menguasai bahasa Belanda. Karya-karyanya yang banyak menceritakan percampuran dua budaya, selalu masuk dalam daftar buku bestseller. Tahun 1997, Abdolah menerima penghargaan Dutch Media Prize untuk kumpulan kolom-kolomnya di harian de Volkskrant.

Terbitnya terjemahan al-Quran dan buku biografi Rasulullah di Belanda, diharapkan bisa meluruskan pandangan yang salah masyarakat Belanda tentang Islam, Muslim dan Nabi Muhammad Saw. Apalagi baru-baru ini Belanda menuai banyak kecaman akibat film "Fitna" yang dibuat oleh Geert Wilders, anggota parlemen Belanda yang anti-Islam.

Belum lama ini, polisi Belanda juga menangkap seorang kartunis Belanda bernama Gregorius Nekschott karena membuat gambar-gambar kartun yang menghina umat Islam.

Saat ini, ada sekitar satu juta dari 16 juta total penduduk Negeri Kincir Angin itu. Mayoritas Muslim Belanda berasal dari Turki dan Maroko. (ln/al-arby/iol)(eramuslim.com)

Djoko Sutrisno Manfaatkan Air, Motor Jadi Irit


Bagus Kurniawan - detikcom

Yogyakarta - Pak Djoko yang satu ini berbeda dengan Joko Suprapto, warga Nganjuk Jawa Timur yang menemukan blue energy, bahan bakar berbahan baku air. Pak Djoko yang satu ini bernama lengkap P. Djoko Sutrisno, warga Kelurahan Pakuncen Jl HOS Cokroaminoto No 76 Yogyakarta.

Antara Djoko Sutrisno dan Joko Suprapto, sama-sama mengembangkan air. Bila Joko Suprapto mengembangkan air menjadi bahan bakar, maka Djoko Sutrisno hanya memanfaatkan atau menambahkan air ke dalam BBM, sehingga motor atau mobil yang dikendarainya menjadi lebih irit dibanding bila menggunakan 100 persen BBM. Prinsipnya kendaraan masih menggunakan BBM, namun dengan ditambah dengan teknologi temuan Djoko Sutrisno pengunaan BBM bisa irit atau hemat dua kali lipat.

"Setelah dipasangi teknologi ini, konsumsi BBM bisa hemat dua kali hingga tiga kali lipat. Untuk percobaan, dulu kita pakai motor dan mobil pribadi. Sekarang banyak warga yang ingin dipasangi alat itu," kata Djoko kepada detikcom dirumahnya, Senin (26/5/2008) kemarin.

Menurut dia, peralatan yang dibutuhkan juga sangat sederhana, tidak rumit dan tidak dipatenkan, meski alat ini memang hasil temuannya. Djoko tidak pelit, malah dengan sukahati dan sukarela membagikan pengetahuan itu kepada orang yang berminat mempelajarinya.

"Kalau mau membuat sendiri ongkosnya sekitar Rp 50 ribu hingga Rp 75 ribu. Mobil dan motor saya sudah saya pasangi sejak 2 tahun lalu," kata Djoko yang hanya jebolan kelas dua di SMP Pangudi Luhur itu.

Secara prinsip, kata Djoko, hingga saat ini kendaraan hanya bisa menggunakan bensin atau solar. Namun, Djoko yakin pada suatu ketika, kendaraan itu bisa dijalankan dengan menggunakan air. Hanya saja teknologinya memang perlu banyak perubahan.

Mengenai teknologi temuannya, Djoko menjelaskan, air yang akan menjadi sumber energi itu dicampur dengan zat kimia berupa Kalium Hidroksida (KOH). Gas hidrogen tersebut mampu menambah oktan di bensin atau solar, sehingga menjadi lebih hemat. "Prinsipnya air murni atau aquades ditambah KOH yang bisa dibeli di toko-toko bahan kimia dengan harga murah itu, motor bisa jalan," katanya.

Air yang yang sudah dicampur bahan tersebut kemudian dihubungkan dengan elektroda agar unsur oksigen dan hidrogen dalam air tersebut terurai. Setelah itu unsur hidrogennya yang mudah terbakar dijebak dan diambil sebagai sumber tenaga.

"Sangat sederhana sekali, logis dan ilmiah sehingga semua orang bisa memanfaatkannya. Saya tak takut temuan saya ini ditiru orang lain. Tak perlu dipatenkan agar semua orang bisa memanfaatkannya," imbuh dia.

Saat ini di kawasan tempat tinggalnya, sudah banyak mobil dan motor yang dimodifikasi dengan teknologi temuannya. Dua buah mobil VW Kodok dan KIA Carens milik temannya akan dipasangi alat itu. Sejak pagi pukul 08.00 WIB, dia dibantu 2-3 orang karyawan dan anggota keluarganya mengutak-atik motor milik orang lain yang minta dipasang alat tersebut.

Tidak hanya itu, banyak pemilik bengkel, bahkan warga luar kota Yogyakarta seperti Bogor, Bandung atau Semarang sengaja datang ke rumah Djoko yang sekaligus menjadi bengkel untuk menimba ilmu. "Saya juga tak pelit ilmu kalau memang ada orang yang benar-benar ingin belajar ke sini," kata dia. ( bgs / asy )

Selasa, 27 Mei 2008

Amal Intiqad Muhammadiyah

Drs. H. Syamsul Hidayat, M.Ag.

Salah satu agenda besar Muhammadiyah pada masa kepemimpinan KH. Mas mansur (1936-1942), yang dikenal dengan “Langkah Dua Belas Muhammadiyah” yang dicanangkan tahun 1938-1940 adalah “Menuntut Amalan Intiqad”. Ini merupakan langkah keempat dari dua belas langkah yang digerakkan.KH. Mas Mansur mengawali penjelasan tentang langkah keempat ini dengan sebuah hadits hasan yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr, Al-Bazzar, dan Baihaqi dari Anas, yang menyatakan bahwa Rasulullah dalam sebuah khutbahnya bersabda :

“Sungguh beruntung bagi orang yang selalu disibukkan untuk menyelediki aib dirinya sendiri, sehingga tidak sempat untuk menyelidiki aib orang lain”. (Ibn Abdil Barr, Al-Bazzar, Baihaqi, hadits haan karena isnadnya tidak terlalu kuat. Syekh Albani menyatakan sanadnya dha’if, tetapi maknanya benar).

Intiqad dari kata “naqd”, artinya kritik, koreksi dan meneliti. Intiqad oleh Mas Mansur dimaknai dengan senantiasa melakukan perbaikan diri. Ini semakna dengan istilah yang berkembang di tengah masyarakat, yaitu istilah muhasabah al-nafs (interopeksi diri atau self correction atau zelf corrective). Tentang muhasabah ini Amirul Mukminin Umar ibn Khattab radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan :

“Hisablah dirimu sebelum engkau dihisab, dan timbang-timbanglah amalanmu sebelum engkau ditimbang. Sesungguhnya hisab atas diri sendiri itu adalah pertobatan dari segala kemaksiatan sebelum dating kematian dengan taubat nasuha” (Ihya Ulumuddin).

Dalam konteks perjuangan dan dakwah, KH. Mas Mansur menegaskan, bahwa segala usaha dan pekerjaan kita disamping diperbesar, dikembangkan, tetapi jangan lupa untuk selalu diperbaiki, setelah dilakukan evaluasi secara menyeluruh, teliti dan cermat. Kesadaran untuk selalu meneliti dan merenungkan apa yang telah dikerjakan demi kebaikan di masa mendatang juga diisyaratkan oleh firman Allah : “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr:18)

Intiqad atau koreksi diri harus dilakukan di atas landasan iman dan taqwa kepada Allah dan ditujukan untuk menambah ketaqwaan kepada Allah. Hasil intiqad, penyelidikan dan perbaikan ini dalam gerakan Muhammadiyah, harus dimusyawarahkan dengan dasar dan tujuan untuk mendatangkan maslahat dan manfaat dan menjauhkan madharat (jalbul mashalih wa dar’ul mafasid). Dan dasar yang kedua, yakni menjauhkan madharat (dar’ul mafasid) harus didahulukan dari pada yang pertama (jalbul mashalih). Demikian jelas KH. Mas Mansur.

Intiqad adalah amal yang dapat mendatangkan kebaikan dan kesempurnaan, bahkan ia merupakan suatu syarat yang pokok dalam usaha menuju perbaikan dan kesempurnaan. Dengan intiqad, baik secara pribadi maupun jamaah, kita akan dapat mengetahui segala apa yang ada pada kita, yang baik dan yang buruk. Dengan demikian akhirnya kita dapat manambah apa-apa yang telah baik dan dapat merubah segala yang tidak atau kurang baik.

Pekerjaan intiqad itu suatu amal yang terpuji dan diperintahkan agama Islam. Oleh sebab itu amal intiqad harus menjadi langkah Muhammdiyah. Amal intiqad Muhammadiyah ini, oleh KH. Mas Mansur dibagi dalam tiga langkah, yaitu (1) intiqad kepada diri sendiri, (2) intiqad kepad teman sejawat dan sesama muslim , dan (3) intiqad kepada lembaga-lembaga (badan), seperti persyarikatan, majelis, biro dan sebagainya.

Tiga macam langkah intiqad itu memiliki jalan dan cara sendiri-sendiri. Cara intiqad kepada diri sendiri tidak boleh diterapkan begitu saja untuk intiqad kepada teman sejawat ataupun untuk intiqad kepada lembaga-lembaga yang lebih luas, demikian pula sebaliknya.

Intiqad kepada Diri Sendiri

Intiqad kepada diri sendiri adalah suatu kewajiban yang tidak boleh dilupakan oleh setiap orang. Segenap warga Muhammadiyah harus menjunjung tinggi kewajiban ini,karena inilah suatu syarat terpokok dalam mencapai langkah Muhammadiyahyang lain (langkah ketiga dari langkah 12), yaitu “ memperbuahkan budi pekertio”, sehingga akhirnya dapat menjadi contoh yang utama. Intiqad kepada diri sendiri bisa saja dengan melakukan dua aktivitas berikut:

Pertama, hendaklah tiap-tiap warga Muhammadiyah menyediakan atau meluangkan waktu tertentu, misalnya sekali dalam seminggu sedikitnya untuk membaca Al-Qur’an dan Hadist dengan fikiran yang tenang dan hati yang suci. Ayat dan hadist yang di baca itu supaya ditunjukkan (dicocokkan) dengan dirinya sendiri. Mana perintah agama yang belum dikerjakan, agar segera diikhtiarkan untuk dapat dilaksanakan. Mana larangan agama yang masih dilakukan, haruslah segera dihentikan, ditinggalkan sejauh-jauhnya.

Kedua, sebelum tidur, supaya diluangkan waktu untuk menghitung-hiutng dan mengingat-ingat apa yang diperbuat pada hari itu.

Dengan kedua aktivitas ini, insya Allah tercapai maksud kita kepada “perbaikandiri” menuju kapeda kesempurnaan itu.

Intiqad kepada sesama Muslim

Di samping memperbaiki diri sendiri maka perbaikan kepada diri orang lain pun menjadi dasar serta tujuan pada setiap kaum Muslimin.

Perbaikann terhadap orang lain itu tidak dengan cara menyelidiki aibnya, bukan mencari-cari cela dan kesalahannya, karena yang demikian dilarang dalam agama Islam, sebagaimana firman Allah ta’ala:

”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadany. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi maha Penyayang.” (Al-Hujurat:12)

Oleh karena itu, maka jalan untuk perbaikan kepada ornag lain adalah dengan cara mengamalkan amar makruf nahi munkar. Mengajak kepada kebajikan dan mencegah terjadinya kemunkaran. Apabila ada seseorang yang melihat (tidak dengan menyelidiki dan mencari-cari) aib dan cela orang lain, lekas-lekaslah memberi peringatan dengan hati yang ikhlas.

Di dalam memberi peringatan harus tahu pada tempatnya, dengan menggunakan dasar “menarik maslahat dan menjauhkan madharat”, serta diiringi dangan hikmah, dan nasehat yang baik. Sebagaimana firman Allah:

“serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tnetang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui oragn-orang yang mendapat petunjuk.” (An-Nahl: 125)

Bagi orang yang menerima peringatan dan nasehat haruslah semua itu diterima denga telinga terbuka, hati yang suci, gembira dan selalu memuji dan bersyukur kepada Allah denag penuh kesadaran bahwa segala peringatan itu hanya timbul dari hati yang suci, cinta dan kasih saying kepadanya. Dan itu hanya bias terjadi karena bimbingan dan taufiq dari Allah Ta’ala.

Hanya dengan dasar seperti itu orang-orang yang menerima peringatan tidak segan-segan untuk mengamalkan peringatan dan nasehat. Firman Allah:

“Maka sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamb-Ku. (Yaitu) orang-orang yang mendenagrkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang Telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orangn yangn mempunyai akal.” (az-Zumar:17-18)

Intiqad kepada Badan atau Lembaga

Dalam intiqad kepada badan atau lembaga (persyarikatan, majelis, ortom, biro, urusan dan sebagainya), KH Mas Mansur membagi menjadi dua bagian, yaitu: (1) intiqad kepada persyarikatan atau mejelisnya sendiri, dan (2) intiqad kepada persyarikatan atau mejelis lain.

Cara mengamalkan bagian pertama: Semua pengurus majelis atau biro (urusan) supaya selalu melakukan penyelidikan kepada masing-masing mejelisnya sendiri dengan dasar “menuju kepada perbaikan dan kesempurnaan”. Langkah-langkah yang diambil adalah:

Pertama, sebelum sidang dan pembicaraan lain dimulai, hendaklah notulen siding sebelumnya dilihat kembali putusan-putusannya. Bila ada putusan yang belum dijalankan, supaya diselidiki secara benar penyebabnya, penanggungjawabnya dimintai laporan dan diikhtiarkan untuk dapat dijalankan. Apabila memnag belum mungkin dijalankan hendaklah putusan itu ditunda pelaksanaannya dandicatat dalam catatan.

Kedua, untuk kesempurnaan hal ini setiap majelis, badan, atau biro juga ortom harus memiliki buku catatan khusus untuk keputusan-keputusan yang belum dapat dilakukan. Secara berkala (dua bulanan atau triwulan atau kuartal), perlu diadakan sidang khusus untuk mengulangi pembicaraan dari keputusan-keputusan yangbelum dapat dilakukan.

Intiqad itu suatu amal yang terpuji dan diprintahkan agama Islam. Oleh sebab itu amal intiqad harus menjadi langkah Muhammadiyah. Amal ini, oleh KH. Mas Mansur dibagi dalam tiga langkah… Tiga macam intiqad itu memiliki jalan dan cara sendiri-sendiri.

Ketiga, masing-masing anggota pengurus harus selalu memikirkan,merenung-renungkan dan mencari jalan yang dapat menambah kesempurnaan dan kebesaran majelis danbadan yang menjadi tanggungjawabnya.

Sedangkan cara mengamalkan bagian kedua adalah hamapir sama dengan intiqad kepada teman sejawat yaitu memperbanyak amar makruf nahi munkar. Tiap-tiap mejelis lain tau bagian kepada mejelis dan bagian lain harus selalu saling memperhatikan gerak langkahnya, saling mengingatkan, saling bahu membahu untuk perbaikan, kesempurnaan dan keselamatan bersama dunia akherat.

Demikianlah ungkapan-ungkapan yang tegas, lugas, bersih,dan tajam menusuk kelubuk hati para pemimpin dananggota Muhammdiyah yang disampaikan oleh KH mas Mansur, rahimahullah ta’ala rahmatan wasi’an, yang perlu kit abaca-baca, renung-renung dan kita amalkan untuk perbaikan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam yang kokoh, demi izzul Islam wal muslimin.

(Penulis adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta) (www.muhammadiyah-tabligh.or.id)

Senin, 26 Mei 2008

TV Muhammadiyah DIY ADiTV Jalani EDP

Jogjakarta. Tanggal 16 April yang lalu ADiTV--stasiun televisi yang digagas oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY)--menjalani evaluasi dengar pendapat (EDP) dihadapan KPID DIY, para anggota DPRD DIY, pejabat Pemprov DIY dan publik di kampus III UAD. EDP merupakan salah satu fase yang harus dijalani oleh perusahaan jasa penyiaran televisi swasta untuk memperoleh izin penyelenggaraan penyiaran. Hadir pada EDP tersebut jajaran komisaris PT Arah Dunia Televisi--perusahaan yang menaungi ADiTV--antara lain Amien Rais (Komisaris Utama), Kasiyarno, Sukri Fadholi, Agung Danarto dan Muchlas, MT, sedang jajaran Direksi Safar Nasir, Pujatmo, Uswatun Khasanah, Bambang Supriyadi dan Muhammad Ali. Selain itu, hadir pula seluruh komisioner KPID DIY yakni Rahmat, Tri, Surah, Ki Gunawan, Teguh, Iswandi dan Ngurah.
Gambar: Muchlas, M.T. (Komisaris ADiTV) sedang
berkonsultasi dengan Amien Rais
(Komisaris Utama ADiTV) sesaat sebelum EDP.

Dalam EDP tersebut presentasi disampaikan oleh Muchlas, MT mewakili komisaris PT Arah Dunia Televisi. Dalam paparannya Muchlas menyampaikan hasil studi kelayakan ADiTV dari 4 aspek yakni legal formal, pendanaan, program dan teknis. Amien Rais selaku komisaris utama ADiTV dalam keterangannya kepada salah satu komisioner KPID dalam forum EDP tersebut menyatakan bahwa ADiTV adalah stasiun televisi yang benar-benar membawa kearifan lokal dan bebas dari kepentingan politik apapun. Saat ini ADiTV tengah berjuang memperebutkan sebuah kanal 44 di Jogjakarta bersama 4 stasiun TV lainnya yakni Nusa TV, Kresna TV, Malioboro TV dan Matahari TV. EDP yang dipimpin oleh Ki Gunawan salah satu komisioner KPID DIY dimulai 10 dan berakhir pukul 13 berlangsung lancar dan dinamis.

(Muhammadiyah Community Radio Network)(JARINGAN RADIO KOMUNITAS MUHAMMADIYAH)


Din : “ Indonesia Mitra Strategis Peradaban Dunia”

St.Petersburg-Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Din Syamsuddin menandaskan pada Konferensi Dunia Kemitraan Peradaban yang berlangsung di St.Petersburg- Russia, kamis (22/05/2008)bahwa Indonesia siap menjadi mitra strategis peradaban dunia di masa depan. Dalam pesan singkatnya kepada muhammadiyah.or.id, Din menyatakan bahwa konferensi tersebut diprakarsai oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Rusia dan Kemlu Rusia, dihadiri 200-an peserta, 60 diantaranya adalah para tokoh dan akademisi dari luar Russia.

Menurut Din Syamsuddin, Indonesia merupakan bagian dari peradaban dunia yang cukup kaya dan maju sejak beberapa abad lalu, sejak Majapahit, Sriwijaya dan Mataram. Sekarang sebagai negara bangsa yang besar dan kaya dengan sumber daya alam dan modal budaya yang relevan dengan kemajuan,

Indonesia sangat potensial untuk bangkit sebagai sub peradaban yang maju. Oleh karena itu, kata Din, peradaban-peradaban dunia lain, seperti Barat, Cina,dan Rusia dapat menjadikan Indonesia sebagai mitra strategis dalam membangun peradaban dunia baru yang maju dan beradab.

Terhadap skeptisme bahwa Indonesia masih diliputiketerpurukan, Din meyakinkan bahwa hal tersebut bersifat sementara karena belum adanya kepemimpinan yang menggerakkan, tapi modal dasar dan orientasi bangsa Indonesia untuk maju akan membawanya kepada kebangkitan baru cukup besar, terutama memasuki abad kedua kebangkitan nasional Indonesia.

Pada bagian lain pidatonya Din mengatakan pentingnya kemitraan atau aliansi antara peradaban, karena benturan antar peradaban hanya akan membawa malapetaka kepada dunia. Kemitraan atau aliansi, kata Din,memungkinkan sub-sub peradaban untuk berkembang namun semuanya terikat komitmen untuk bermitra atau bekerjasama. (arif nur kholis www.muhammadiyah.or.id)

Minggu, 25 Mei 2008

PEMILIHAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR


Besok hari senin tanggal 26 Mei 2008, merupakan sejarah baru bagi propinsi Kalimantan Timur, dimana penentuan Gubernur yang akan memimpin propinsi ini akan ditentukan dengan cara Pemilihan Langsung, artinya rakyat Kalimantan Timur lah yang langsung memilih dari empat pasangan calon yang telah melakukan kampanye beberapa hari yang lalu. Kalau dulu yang menentukan dan memilih Gubernur adalah hanya para anggota DPRD yang jumlahnya tidak lebih dari 50 orang, sebagai perwakilan dari rakyat seluruh propinsi, maka sekarang seluruh rakyat atau masyarakat yang langsung memilih di tempat-tempat pemungutan suara.
Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kalimantan Timur menetapkan empat pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk dipilih, yaitu :
Nomor Urut 1 adalah pasangan H.Awang Faroek Ishak dan H.Farid Wadjdy (AFI)
Nomor Urut 2 adalah pasangan H.Nusyirwan Ismail dan H.Heru Bambang (NUSA HEBAT)
Nomor Urut 3 adalah pasangan H.Ahmad Amin dan H.Hadi Mulyadi (AMPERA)
Nomor Urut 4 adalah pasangan H.Jusuf SK dan Luther Kombong (JULU)
Masyarakat Kalimantan Timur hanya berharap siapapun yang terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur untuk masa bakti 2008-2013 tidak ingkar terhadap janji-janji yang pernah diucapkan pada saat kampanye.
Kemudian, kepada seluruh pendukung dan tim sukses masing-masing pasangan, (ini yang paling penting) diharap untuk bisa menerima kekalahan dan setelah selesai pemilihan gubernur kembali lagi beraktifitas sebagai mana biasa dan tetap saling menjaga hubungan silaturahim antar sesama masyarakat, walaupun selama masa kampanye berbeda dukungan.
Sekali lagi, menjaga situasi dan kondisi Kalimantan Timur yang normal, aman, damai dan tentram, jauh lebih penting dari pada mendapatkan pasangan gubernur dan wakil gubernur tetapi masyarakat dalam keadaan suasana ketakutan, ketidak-amanan, kekacauan apalagi anarkis.(ay1)

Selasa, 20 Mei 2008

PW Muhammadiyah Kaltim selenggarakan RAPIMWIL

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Timur telah menyelenggarakan Rapat Pimpinan Tingkat Wilayah (RAPIMWIL) I Tahun 2008 selama dua hari yaitu tanggal 14-15 Jumadil Ula 1429 Hijrah bertepatan tanggal 19-20 Mei 2008 Miladiyah yang bertempat di Komplek Perguruan Tinggi Muhammadiyah Jalan Ir.Juanda Samarinda. Adapun thema yang diangkat adalah Memantapkan peran warga Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam pengajian singkat pada pembukaan yang disampaikan oleh Ustadz Samsi Sarman,S.Pd, Ketua PDM Tarakan menyampaikan perlunya sabar dalam beramal dan bergerak di persyarikatan Muhammadiyah. Bahwasanya hanya dengan sabar maka Muhammadiyah bisa berusia menjelang satu abad, bahwa hanya dengan kesabaran Muhammadiyah tidak “terikut arus” pada era awal-awal reformasi tahun 1997, sehingga tetap istiqomah dengan khittahnya tidak menjadi partai politik. Dan dengan sabar pula pengajian-pengajian yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah di kampung-kampung, dan ranting-ranting, masih berjalan walaupun dengan segala kekurangannya.
Rapimwil yang dihadiri oleh PD Muhammadiyah seluruh Kaltimantan Timur ini diagendakan untuk medengarkan Laporan PDM tentang Perkembangan Gerakan Pengajian dan Ranting Muhammadiyah selama dua tahun kepemimpinan. Dan disamping itu akan disampaikan kebijakan menghadapi Pemilu 2009 berupa peluang dan konsekwensi dalam peran politik Muhammadiyah. Kemudian acara dilanjutkan dengan memberikan restu kepada salah seorang kader Muhammadiyah untuk calon DPD pada pemilu tahun 2009 yaitu Bapak Drs.H.Suyatman,S.Pd,M.Pd, M.M.. Acara Rapimwil diakhiri dengan Laporan Pembangunan Masjid Ad Da’wah Muhammadiyah Kalimantan Timur. (ay1)

Senin, 19 Mei 2008

Abdurahman Wahid (Gus Dur) dan Duka Palestina


Illan Pape, sejarawan Israel, pernah memaparkan bagaimana cara yang dilakukan teroris Zionis-Yahudi untuk mengusir bangsa Palestina dari rumah dan kampung mereka di tahun 1948. Kala itu bangsa Palestina masih mendiami sebagian besar tanah airnya, di saat bersamaan, orang-orang Zionis-Yahudi dari segala penjuru dunia didatangkan oleh komplotan teroris Zionis Internasional ke tanah Palestina untuk mengusir orang-orang Palestina dan mendirikan negara Yahudi di sana.
“Salah satu cara orang-orang Yahudi untuk mengusir rakyat Palestina dari tanah dan kampungnya adalah dengan mengepung desa mereka dari tiga arah. Satu arah dibiarkan terbuka. Setelah dari tiga sisi dikepung, orang-orang Yahudi yang bersenjata itu menembaki orang-orang Palestina, siapa saja. Tujuannya adalah untuk menimbulkan ketakutan sehingga mereka, orang-orang Palestina itu, keluar dari rumah-rumah mereka dan meninggalkan kampung mereka. Cara-cara ini biasa dilakukan pada malam hari tatkala orang-orang Palestina tengah terlelap sehingga ketika mereka berlari meninggalkan rumahnya, mereka tidak membawa bekal apa pun.”
“Setelah desa berhasil dikosongkan, maka orang-orang Yahudi itu saat itu juga menduduki wilayah tersebut dan mengklaim tanah itu sebagai tanah milik orang Yahudi. The Homeland.”
“Selain cara mengepung dari tiga arah, orang-orang Yahudi juga menggunakan cara pengepungan empat arah. Jika cara ini yang dipakai maka yang terjadi adalah pembantaian terhadap seisi desa. Orang-orang Palestina, besar-kecil, tua-muda, dibantai dan dibunuh. Setelah semuanya menemui ajal, maka desa itu pun diduduki oleh orang-orang Yahudi dan diberi nama dengan bahasa Ibrani, ” ujar Pape yang atas kejujurannya ini menuai kecaman dari banyak tokoh Israel dan dianggap sebagai sangat berlebihan.
Di saat-saat itu, ada tiga organisasi teroris Israel yang terkenal yakni Stern, Haganah, dan Irgun. Dengan cara teror, pembantaian, pemerkosaan, kriminal, inilah “negara” Israel didirikan. Dan ironisnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa merestuinya. Padahal, apa yang dilakukan Israel adalah ilegal dan kriminal.
Dur Peringati Berdirinya “Negara” Israel
Sepanjang tahun, setiap Mei dirayakan oleh orang-orang Palestina dan juga orang-orang Israel. Bangsa Palestina memperingati sebagai momentum pengusiran mereka dari tanah airnya (Palestine Nakba), sebuah momentum yang sangat pedih dan pahit, yang harus dibayar dengan nyawa dan darah jutaan bangsa Palestina sampai sekarang.
Sedang orang-orang Zionis-Israel merayakannya dengan penuh sukacita dan menganggap momentum itu sebagai hari kemerdekaan bagi negara mereka.
Orang waras yang tidak pernah makan bangku sekolahan pun, asal masih punya nurani, akan berdiri di sisi bangsa Palestina dan mengecam orang-orang Israel. Tapi sayangnya, seorang Abdurahman Wahid malah memilih bersama orang-orang Israel. Bahkan Dur menyatakan akan menghadiri peringatan hari kemerdekaan “Negara” Israel.
Dur pun pergi ke Amerika Serikat memenuhi undangan organisasi Zionis Yahudi “Simon Wiesenthal Center” untuk menerima penghargaan The Jewish Medal of Varlor, sebuah medali penghargaan bagi orang-orang yang terbukti berani menjadi tameng bagi kepentingan Zionis-Yahudi di dunia.
Dalam wawancara dengan Hidayatullah, tokoh HAMAS Musa Abdul Marzuq mengomentari kelakuan Dur ini dengan mengatakan, “Sungguh memalukan! Ini sama saja dengan merayakan dan mensyukuri pembantaian yang menimpa rakyat Palestina yang dilakukan oleh kaum Zionis-Israel!” Namun apa pun yang terjadi, ya inilah sosok Dur. (rz)(www.eramuslim)

Minggu, 18 Mei 2008

20 Mei Bukan Hari Kebangkitan Nasional


Telah dipaparkan betapa organisasi Boedhi Oetomo (BO) sama sekali tidak pantas dijadikan tonggak kebangkitan nasional. Karena BO tidak pernah membahas kebangsaan dan nasionalisme, mendukung penjajahan Belanda atas Indonesia, anti agama, dan bahkan sejumlah tokohnya ternyata anggota Freemasonry. Ini semua mengecewakan dua pendiri BO sendiri yakni Dr. Soetomo dan Dr. Cipto Mangunkusumo, sehingga keduanya akhirnya hengkang dari BO.
Tiga tahun sebelum BO dibentuk, Haji Samanhudi dan kawan-kawan mendirikan Syarikat Islam (SI, awalnya Syarikat Dagang Islam, SDI) di Solo pada tanggal 16 Oktober 1905. “Ini merupakan organisasi Islam yang terpanjang dan tertua umurnya dari semua organisasi massa di tanah air Indonesia, ” tulis KH. Firdaus AN.
Berbeda dengan BO yang hanya memperjuangkan nasib orang Jawa dan Madura—juga hanya menerima keanggotaan orang Jawa dan Madura, sehingga para pengurusnya pun hanya terdiri dari orang-orang Jawa dan Madura—sifat SI lebih nasionalis. Keanggotaan SI terbuka bagi semua rakyat Indonesia yang mayoritas Islam. Sebab itu, susunan para pengurusnya pun terdiri dari berbagai macam suku seperti: Haji Samanhudi dan HOS. Tjokroaminoto berasal dari Jawa Tengah dan Timur, Agus Salim dan Abdoel Moeis dari Sumatera Barat, dan AM. Sangaji dari Maluku.
Guna mengetahui perbandingan antara kedua organisasi tersebut—SI dan BO—maka di bawah ini dipaparkan perbandingan antara keduanya:
Tujuan: - SI bertujuan Islam Raya dan Indonesia Raya, - BO bertujuan menggalang kerjasama guna memajukan Jawa-Madura (Anggaran Dasar BO Pasal 2).
Sifat: - SI bersifat nasional untuk seluruh bangsa Indonesia, - BO besifat kesukuan yang sempit, terbatas hanya Jawa-Madura,
Bahasa: - SI berbahasa Indonesia, anggaran dasarnya ditulis dalam bahasa Indonesia, - BO berbahasa Belanda, anggaran dasarnya ditulis dalam bahasa Belanda
Sikap Terhadap Belanda: - SI bersikap non-koperatif dan anti terhadap penjajahan kolonial Belanda, - BO bersikap menggalang kerjasama dengan penjajah Belanda karena sebagian besar tokoh-tokohnya terdiri dari kaum priyayi pegawai pemerintah kolonial Belanda,
Sikap Terhadap Agama: - SI membela Islam dan memperjuangkan kebenarannya, - BO bersikap anti Islam dan anti Arab (dibenarkna oleh sejarawan Hamid Algadrie dan Dr. Radjiman)
Perjuangan Kemerdekaan: - SI memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan mengantar bangsa ini melewati pintu gerbang kemerdekaan, - BO tidak pernah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan telah membubarkan diri tahun 1935, sebab itu tidak mengantarkan bangsa ini melewati pintu gerbang kemerdekaan,
Korban Perjuangan: - Anggota SI berdesak-desakan masuk penjara, ditembak mati oleh Belanda, dan banyak anggotanya yang dibuang ke Digul, Irian Barat, - Anggota BO tidak ada satu pun yang masuk penjara, apalagi ditembak dan dibuang ke Digul,
Kerakyatan: - SI bersifat kerakyatan dan kebangsaan, - BO bersifat feodal dan keningratan,
Melawan Arus: - SI berjuang melawan arus penjajahan, - BO menurutkan kemauan arus penjajahan,
Kelahiran: - SI (SDI) lahir 3 tahun sebelum BO yakni 16 Oktober 1905, - BO baru lahir pada 20 Mei 1908,
Seharusnya 16 Oktober Hari Kebangkitan Nasional yang sejak tahun 1948 kadung diperingati setiap tanggal 20 Mei sepanjang tahun, seharusnya dihapus dan digantikan dengan tanggal 16 Oktober, hari berdirinya Syarikat Islam. Hari Kebangkitan Nasional Indonesia seharusnya diperingati tiap tanggal 16 Oktober, bukan 20 Mei. Tidak ada alasan apa pun yang masuk akal dan logis untuk menolak hal ini.
Jika kesalahan tersebut masih saja dilakukan, bahkan dilestarikan, maka saya khawatir bahwa jangan-jangan kesalahan tersebut disengaja. Saya juga khawatir, jangan-jangan kesengajaan tersebut dilakukan oleh para pejabat bangsa ini yang sesungguhnya anti Islam dan a-historis.Jika keledai saja tidak terperosok ke lubang yang sama hingga dua kali, maka sebagai bangsa yang besar, bangsa Indonesia seharusnya mulai hari ini juga menghapus tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional, dan melingkari besar-besar tanggal 16 Oktober dengan spidol merah dengan catatan “Hari Kebangkitan Nasional”. (Rizki Ridyasmara/www.eramuslim.com)

Rabu, 14 Mei 2008

Prof. Mitsuo Nakamura: Muhammadiyah harus bisa menunjukkan peran aktifnya


Tantangan Dakwah Muhammadiyah sekarang ini terus berkembang dan semakin kompleks, hal ini disebabkan oleh perubahan zaman yang begitu cepat. Melihat fenomena tersebut, apakah Muhammadiyah harus memfokuskan gerakan dakwahnya di bidang sosial, kesehatan dan pendidikan saja? Bagaimana dengan Muhammadiyah sebagai civil society? Lebih jelasnya berikut kita ikuti wawancara Ton Martono dari SM dengan Prof. Mitsuo Nakamura. Professor Emeritus, Chiba University, Jepang. Penulis Buku: “Bulan Sabit Muncul dari Balik Pohon Beringin”.

Tantangan dakwah Muhammadiyah yang begitu kompleks sekarang ini, bagaimana solusinya agar Muhammadiyah tidak terjebak dalam pengaruh globalisasi?
Salah satu seminar yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM adalah bahwa, Muhammadiyah perlu mengadakan perencanaan kembali yakni, sampai berapa jauh dakwah-dakwah yang dikembangkan oleh Muhammadiyah. Sampai di mana hasil yang dapat diproyeksikan pada dimensi sosial melalui amal usaha dan kegiatan untuk memajukan kesejahteraan rakyat secara nyata. Pada pokoknya keyakinan agama yang diproyeksikan pada dimensi sosial itu bagaimana, karena dimensi sosial itu sangat kompleks, seperti faktor-faktor budaya, ekonomi, sosial dan sebagainya di mana semua itu bersifat duniawi. Kalau sebuah Cabang Muhammadiyah akan memajukan dakwah berdasar pendekatan ke-Muhammadiyahan yang perlu dihitung adalah berapa jumlah anggota yang terdaftar dan memiliki NBM. Mereka tersebar di mana, lingkungannya seperti apa dan kehidupan sehari-harinya bagaimana, kemudian target dakwahnya bagaimana. Untuk mencapai target dakwah tertentu dalam konteks sosial yang nyata tentu harus memiliki kebijakan, karena dakwah itu harus berdasarkan keyakinan agama, maka harus terus-menerus diadakan perhitungan, perencanaan dan evaluasi tentang maju mundur dan mandegnya aktivitas. Bila tanpa semua itu, maka bisa diibaratkan seperti berlayar di laut lepas tanpa adanya peta, maka akan mengalami kesulitan-kesulitan untuk mencapai tujuannya. Karena itu, diperlukan perhitungan dan perencanaan serta evaluasi internal di Muhammadiyah, tiap level atau tingkatan mulai dari Ranting hingga Pimpinan Pusat. Selama perhitungan dan perencanaan sosial belum tergarap dengan baik, pasti akan mengalami kesulitan. Perencanaan kegiatan berdasarkan kekuatan diri sendiri kurang bisa diharapkan hasilnya karena yang ada hanya cita-cita dan angan-angan saja.

Sebagai salah satu gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar, apa yang harus dilakukan oleh Muhammadiyah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara?
Menurut saya, yang paling penting adalah usaha-usaha dalam mengatasi kemiskinan, dan memajukan kesejahteraan rakyat. Memang Indonesia ini terdengar ada kemajuan-kemajuan di bidang lain, tetapi, masalah kemiskinan dan kesejahteraan rakyat belum diprioritaskan. Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan sosial yang memiliki amal usaha di bidang kesehatan dan pendidikan sudah sampai berapa jauh perannya dalam rangka membantu kesejahteraan masyarakatnya. Saya lihat gerakan Muhammadiyah itu berasal dari keyakinan beragama, pendekatannya sering terjadi prakarsa individu-individu yang sangat dihargai, ini merupakan modal utama sebagai sebuah kekuatan yang perlu terus dikembangkan dan dikoordinasikan.
Dalam hal ini, apakah Muhammadiyah memang harus memfokuskan gerakan dakwahnya di bidang Sosial, Kesehatan dan Pendidikan? Lalu apa hubungannya dengan Muhammadiyah sebagai civil society?
Sekarang ini kita sedang memasuki zaman reformasi, lembaga pemerintahan dan sistem politik sekarang ini sudah cukup demokratis, kebebasan berorganisasi, kebebasan berfikir dan kebebasan beragama terjamin sekali, tetapi sampai berapa jauh dapat menciptakan nilai-nilai demokrasi yang menjadi landasan civil society itu. Menurut saya landasan dan nilai demokrasi yang pokok adalah menghargai hak dan pendapat lain, karena kemajemukan budaya itu merupakan gejala yang alamiah atau sunatullah. Kemajemukan itu tidak harus menciptakan masyarakat yang madani. Jadi saya rasa yang penting adalah Muhammadiyah itu melakukan usaha-usaha dengan ormas atau organisasi sosial keagamaan yang lain untuk memajukan nilai-nilai tradisional sebagai bagian dari civil society.

Bagaimana dengan perkembangan dan perubahan zaman yang begitu cepat sekarang ini, apa pengaruhnya terhadap Muhammadiyah?
Memang harus kita akui bahwa, perubahan sosial sekarang ini begitu cepat dan dahsyat, sehingga bisa memengaruhi Muhammadiyah. Kalau Muhammadiyah ingin berjaya sebagai gerakan sosial keagamaan, maka harus mampu menjemput tanda-tanda terang. Karena itu, keberanian berfikir secara segar dan jernih (tajdid) harus secara terus menerus di munculkan seperti pemikiran KHA. Dahlan sang pendiri Muhammadiyah.
Sebagai organisasi Islam besar, Muhammadiyah dianggap sedang mengalami krisis bermuhammadiyah, terutama di kalangan generasi mudanya, khususnya dalam bidang pembinaan kader, benarkah demikian?
Terus terang saja, saya melihat ada gap antara kaum muda Muhammadiyah dengan bapak-bapak, ini akibat dari perubahan sosial yang sangat dahsyat. Untuk menghadapi krisis kaderisasi di Muhammadiyah dan Aisyiyah, maka diperlukan pola baru dan bentuk baru rekruitmen pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah. Karena era sekarang sudah berbeda dengan masa lalu. Sekarang ini, kaum muda Muhammadiyah sangat aktif di berbagai kegiatan terutama di bidang keilmuan, ini perlu di dukung oleh bapak-bapak dari Muhammadiyah dan ibu-ibu dari Aisyiyah, karena kader-kader muda bisa muncul dari situ.
Benarkah sebagian kader Muhammadiyah terjebak dalam pusaran idiologi politik yang dianggap lebih menarik dan menantang saat ini?
Memang harus kita akui, karena zaman ini kita semua bisa mengekspresikan politiknya secara bebas, dan partai politik bermunculan di sana-sini. Maka kalau ada anggota Muhammadiyah yang berbakat di bidang politik tentu saja mereka bisa memilih partai yang sesuai. Karena banyaknya anggota Muhammadiyah terutama angkatan mudanya yang potensial masuk dan aktif di partai politik, maka Muhammadiyah terasa mengalami banyak kehilangan kadernya. Sekalipun demikian saya rasa Muhammadiyah cukup kaya dalam SDM sehingga mudah menggantinya bila terjadi kekosongan kader.
Munculnya intelektual muda Muhammadiyah, apakah ini pengaruh positif atau negatif terhadap Muhammadiyah sendiri?
Negatif atau positif, menurut saya itu gejala alamiah, Muhammadiyah merasa ada tantangan besar dari luar dan terasa kemandegan dari dalam. Tantangan-tantangaan seperti itu merupakan gejala alamiah, alternatifnya adalah perlu ada pemikiran-pemikiran baru, ada dialog-dialog terbuka secara transparan melibatkan intelektual muda agar Muhammadiyah ini bisa berkembang sehat dan positip.
Apa harapan Anda terhadap perubahan sosial dan dinamika kehidupan beragama di kalangan Muhammadiyah?
Mereka harus memiliki kepedulian dan keikhlasan terhadap masalah sosial, dan kemiskinan. Hal ini harus terprogram dan terncana jangan sampai terhenti karena usaha-usaha individu di kalangan Muhammadiyah.
Apa yang harus dilakukan Muhammadiyah agar dapat berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
Yang paling penting dilakukan oleh Muhammadiyah sekarang ini adalah bekerja sama dengan kekuatan-kekuatan sosial lain, tidak hanya bekerja sama dengan ormas Islam saja. Muhammadiyah harus bisa menunjukkan peran aktifnya dalam menyejahterakan masyarakat secara nyata. Dalam memasuki usia satu abad Muhammadiyah jangan merasa eksklusif, pluralisme dalam kehidupan sehari-hari terus dijaga. Karena itu, Muhammadiyah perlu merangkul kekuatan-kekuatan lain sekali lagi dalam rangka kesejahteraan masyarakat.l Ton(www.suara-muhammadiyah.com)

Selasa, 13 Mei 2008

Persyaratan Anggota Muhammadiyah

Persyaratan Anggota :
a. Warga Negara Indonesia beragama Islam
b. Laki-laki atau perempuan berumur 17 tahun atau sudah menikah
c. Menyetujui maksud dan tujuan Muhammadiyah
d. Bersedia mendukung dan melaksanakan usaha-usaha Muhammadiyah
e. Mendaftarkan diri dan membayar uang pangkal.


Tatacara menjadi anggota diatur sebagai berikut

1. Mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pimpinan Pusat dengan mengisi formulir disertai kelengkapan syarat-syaratnya melalui Pimpinan Ranting atau Pimpinan amal usaha di tempat yang belum ada Ranting, kemudian diteruskan kepada Pimpinan Cabang.( Formulir bisa di Download )


2. Pimpinan Cabang meneruskan permintaan tersebut kepada Pimpinan Pusat dengan disertai pertimbangan.


3. Pimpinan Cabang dapat memberi tanda anggota sementara kepada calon anggota, sebelum yang bersangkutan menerima kartu tanda anggota dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah.


4. Pimpinan Pusat memberi kartu tanda anggota Muhammadiyah kepada calon anggota biasa yang telah disetujui melalui Pimpinan Cabang yang bersangkutan


Hak Anggota :
1. Menyatakan pendapat di dalam maupun di luar permusyawaratan.
2. Memilih dan dipilih dalam permusyawaratan.

Kewajiban Anggota :
a. Taat menjalankan ajaran Islam
b. Menjaga nama baik dan setia kepada Muhammadiyah serta perjuangannya
c. Berpegang teguh kepada Kepribadian serta Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
d. Taat pada peraturan Muhammadiyah, keputusan musyawarah, dan kebijakan Pimpinan Pusat
e. Mendukung dan mengindahkan kepentingan Muhammadiyah serta melaksanakan usahanya
f. Membayar iuran anggota
g. Membayar infaq
Keanggotaan berhenti karena:
a. Meninggal dunia
b. Mengundurkan diri
c. Diberhentikan oleh Pimpinan Pusat
Tata cara pemberhentian anggota.
  1. Pimpinan Cabang mengusulkan pemberhentian anggota kepada Pimpinan Daerah berdasarkan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
  2. Pimpinan Daerah meneruskan kepada Pimpinan Wilayah usulan pemberhentian anggota dengan disertai pertimbangan.
  3. Pimpinan Wilayah meneruskan atau tidak meneruskan usulan pemberhentian anggota kepada Pimpinan Pusat setelah melakukan penelitian dan penilaian.
  4. Pimpinan Wilayah dapat melakukan pemberhentian sementara (skorsing) yang berlaku paling lama 6 (enam) bulan selama menunggu proses pemberhentian anggota dari Pimpinan Pusat,
  5. Pimpinan Pusat, setelah menerima usulan pemberhentian anggota, memutuskan memberhentikan atau tidak memberhentikan paling lama 6 (enam) bulan sejak diusulkan oleh Pimpinan Wilayah.
  6. Anggota yang diusulkan pemberhentian keanggotaannya, selama proses pengusulan berlangsung, dapat mengajukan keberatan kepada Pimpinan Cabang, Pimpinan Daerah, Pimpinan Wilayah, dan Pimpinan Pusat. Setelah keputusan pemberhentian dikeluarkan, yang bersangkutan dapat mengajukan keberatan kepada Pimpinan Pusat.
  7. Pimpinan Pusat membentuk tim yang diserahi tugas mempelajari keberatan yang diajukan oleh anggota yang diberhentikan. Pimpinan Pusat menetapkan keputusan akhir setelah mendengar pertimbangan tim.
  8. Keputusan pemberhentian anggota diumumkan dalam Berita Resmi Muhammadiyah.
(Disarikan dari Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Pasal 4)
(www.muhammadiyah.or.id)

Senin, 12 Mei 2008

Muqoddas: “Saya Menolak Muhammadiyah Jadi Kendaraan Politik”

Machhendra Setyo
Sabtu, 10 Mei 2008
Jakarta- Organisasi Muhammadiyah tidak selayaknya dijadikan kendaraan politik bagi orang-orang yang berpikiran pragmatis. Demikian diungkapkan ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhammad Muqoddas dalam acara pengajian yang diadakan Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PP Muhamadiyah di Aula Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jln Menteng Raya no.62, Sabtu pagi (10/05/2008). Menurut Muqoddas, selama ini dirinya tidak pernah setuju Muhammadiyah dijadikan kendaraan politik, apalagi dijadikan partai politik demi kepentingan sesaat. “Kita istiqomah saja dengan gerakan dakwah sosial kita, dan berusaha sebaik-baiknya pada jalur ini,” jelasnya. Berada di Muhammadiyah menurut Muqoddas, harus ikhlas dan mengharapkan semata-mata ridho Allah swt, tanpa semangat ikhlas maka hanya hal-hal pragmatis yang akan didapat. Dalam akhir pengajian yang diadakan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Lazis Muhammadiyah memberikan bantuan bagi para Da’i – Da’i MTDK yang diserahkan secara simbolis oleh Syafrudin Anhar, wakil ketua LAZISMUH pada wakil ketua MTDK PP Muhammadiyah, Fakhrurrozi Reno Sutan.(mac)(www.muhammadiyah.or.id)